Bertebarannya rumah makan yang menyediakan menu western, korean, chinnese, dan japanese bisa jadi meng-upgrade selera makan warga Semarang. Tapi tak bisa dimungkiri lidah orang timur tetap menuntut keberadaan nasi sebagai kebutuhan harian utama.
Dari kebutuhan akan masakan berselera tinggi tapi tetap menyertakan nasi sebagai menu utama, hadirlah Jick Jack Resto. Tempat makan baru di Jalan Pekunden 1178-1179 ini mengandalkan konsep makan rice collection. Tidak hanya satu atau dua pilihan nasi, tapi tiga. Pengunjung bisa memilih antara steamed rice(nasi putih biasa), herbs rice (nasi rempah), dan garlic butter rice (nasi beraroma bawang dan kacang yang gurih).
Calvin Valerian, Chef Jick Jack Resto mengemukakan, konsep rice collection baru kali pertama ada di Semarang. Konsep ini ditawarkan karena masyarakat umum suka memilih sendiri menu yang akan ia makan. “Karena itulah warteg sangat laris, orang lebih suka memilih sendiri nasi dan lauknya,” katanya.
Setelah memilih nasi, pengunjung Jick Jack bisa memilih sendiri protein, cara masak, sayur, dan saus. Pilihan protein ada tiga yakni chicken, beef, atau mix seafood. Untuk metode cooking terdapat pilihan grilled, fried, atau seared.
Melengkapi sajian ada tiga pilihan sayur, yakni baby bok choy and mushrom, mix vegetable, dan green beam vegetable. Kemudian juga ada tujuh pilihan saus, dari barbeque, mushroom, blackpapper, teriyaki, stroganov (saus khas Rusia), hingga Jick Jack Sauce yang pasti tak ada di tempat lain.
“Kalau boleh menyarankan dari saya kombinasi garlic rice, proteinnya beef dimasak grilled, pakai sayur bok choy dan saus Jick Jack,” tukas Calvin.
Jick Jack Resto baru dibuka untuk kalangan terbatas pekan ini. Resto ini akan dibuka untuk umum mulai Senin (25/4) mendatang. Jam operasional Senin-Kamis mulai pukul 10.00 hingga 24.00, sedangkan Jumat-Minggu lebih panjang hingga pukul 01.00.
Jick Jack yang terdiri dari dua lantai ini dibangun dengan desain ala rustic dibalut gaya modern minimalis. Style rustic sangat terasa pada tembok batu bata dipadu lantai dari susunan tegel bermotif kuno dan meja kursi kayu. Namun kesan modern tetap terasa dari kaca-kaca besar berframe hitam. Uniknya ada sebuah mobil Volkswagen berwarna biru ngejreng di sudut ruangan yang difungsikan sebagai bar.
“Bar sengaja kami tempatkan di mobil VW yang dimodifikasi untuk menambah kesan unik dan sebagai ikon Jick Jack Resto,” kata Imanuel Ivander Setiawan, owner Jick Jack.
Seperti segarnya tampilan VW, bar didominasi minuman fresh yang cenderung tropical. Seperti Star Ginger Delight, Virgin Mojito, dan Sangria. “Kami menyebut konsep Jick Jack ini sebagai casual dining restoran. Jadi tempat makan harian atau nongkrong santai selepas pulang kerja, baik bersama teman atau keluarga,” jelas Ivan.
Rustic dan Volkswagen
Soal tampilan ataupun konsep, resto ini terbilang unik dan menarik. Sebab, dibangun dengan gaya rustic, yang punya ciri-ciri material alami dibiarkan tidak di-finishing. Itu akan memberikan kesan tersendiri. Ditonjolkan kesan kasar dan tua.
“Seperti lantainya, ini pakai tegel lama, di tempat lain tidak ada,” tambah Imanuel Ivander Setiawan, owner Jick Jack.
Konsep lain yang jadi andalan dan khasnya, adalah sebuah mini bar dari mobil Volkswagen Combi. Mobil berwarna biru itu ditempatkan di lantai dua. Penempatannya pun di depan meja-meja konsumen, sehingga ketika konsumen bisa melihat secara langsung proses pembuatan minuman pesanannya. “Mobil VW ini jadi icon Jick Jack Resto,” kata Ivan.